Gencatan Senjata India-Pakistan Diberlakukan, Tapi Ketegangan Masih Membara di Kashmir
TACAKAP, KASHMIR - Setelah empat hari pertempuran sengit yang memanas, gencatan senjata antara India dan Pakistan akhirnya resmi diberlakukan pada Minggu, 11 Mei 2025. Namun, suasana belum sepenuhnya tenang.
Meski kesepakatan sudah diteken, suara ledakan dan tembakan masih terdengar di wilayah Kashmir, India, hanya beberapa jam setelah pengumuman tersebut.
India menyatakan bahwa mereka hanya menghentikan sementara operasi militer, bukan mengakhiri konflik secara menyeluruh.
Bahkan, Perdana Menteri India, Narendra Modi, memberi sinyal kuat bahwa India masih membuka kemungkinan untuk kembali meluncurkan serangan terhadap Pakistan.
India Masih Siaga Penuh
Dalam pernyataannya, Modi menegaskan bahwa seluruh kekuatan militer India—angkatan darat, laut, udara, dan pasukan keamanan lainnya—tetap dalam kondisi siaga tinggi.
Ia mengatakan bahwa saat ini, India hanya menghentikan sementara tindakan balasan terhadap infrastruktur milik kelompok bersenjata dan militer Pakistan.
"Kami belum sepenuhnya berhenti. Setiap langkah Pakistan akan kami pantau dengan sangat cermat," ujar Modi dalam pidatonya.
Modi juga menegaskan bahwa serangan balasan yang telah dilakukan sebelumnya menyasar tempat persembunyian dan pusat pelatihan kelompok bersenjata di wilayah Pakistan. Ia mengklaim bahwa rudal dan drone India berhasil menghancurkan markas serta persenjataan milik kelompok tersebut.
Ancaman Terhadap Pakistan
Dalam pidato tegasnya, Modi memperingatkan bahwa dukungan berkelanjutan Pakistan terhadap kelompok bersenjata hanya akan membawa kehancuran bagi negara tersebut. Ia juga menekankan bahwa India tidak akan membedakan antara kelompok bersenjata dan para pendukungnya.
“Terorisme, perundingan, dan perdagangan tidak bisa berjalan beriringan. Air dan darah tidak bisa mengalir bersama,” tegasnya.
Modi menyerukan persatuan nasional dalam menghadapi ancaman kelompok bersenjata, serta menegaskan komitmen India untuk tidak memberikan toleransi terhadap segala bentuk terorisme.
Klaim Kemenangan dari Kedua Pihak
Menariknya, pada hari pertama gencatan senjata, baik India maupun Pakistan sama-sama mengklaim kemenangan. Konflik yang meningkat tajam sejak serangan kelompok bersenjata di Kashmir pada April 2025 ini akhirnya menghasilkan perjanjian gencatan senjata yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump, pada Sabtu, 10 Mei 2025.
Trump menyebut perjanjian itu sebagai hasil dari mediasi Amerika, dan berharap hal ini bisa menjadi gencatan senjata permanen yang menghindarkan dua negara pemilik senjata nuklir dari perang besar.
Respons Pakistan
Usai pengumuman tersebut, Perdana Menteri Pakistan, Syekh Basarif, menyampaikan pidato pada Sabtu malam dan menyambut baik perjanjian itu. Ia menyatakan bahwa Pakistan bertindak sebagai negara bertanggung jawab yang mengutamakan kepentingan jutaan orang di kawasan.
Namun, pada Senin, 12 Mei 2025, Menteri Dalam Negeri Pakistan, Syed Muhsin Raza Naqfi, justru menyatakan bahwa India telah dikalahkan secara telak—bukan hanya secara militer, tapi juga di medan media dan dunia maya. Ia bahkan menyatakan bahwa India tidak akan berani lagi menyerang Pakistan.
Suara Tembakan Masih Terdengar
Meski kesepakatan telah dibuat, ketegangan belum sepenuhnya reda. Suara tembakan artileri masih terdengar di sepanjang perbatasan Kashmir. India menuduh Pakistan melanggar kesepakatan, sementara Pakistan justru menyalahkan India atas pelanggaran tersebut.
Kedua negara kembali saling tuding dan mempertahankan sikap keras masing-masing. Gencatan senjata yang semestinya menjadi titik awal perdamaian justru menjadi panggung baru ketegangan.