Ketegangan India-Pakistan Meningkat: Serangan Rudal, Ancaman Nuklir, dan Upaya Damai yang Tertatih
TACAKAP| ISLAMABAD - Konflik bersenjata antara India dan Pakistan kembali memanas hingga Sabtu, 10 Mei 2025.
Pertikaian ini tak hanya memunculkan kekhawatiran regional, tetapi juga memicu perhatian dunia internasional, terutama setelah kedua negara meluncurkan serangan balasan yang intensif.
Serangan Balasan Saling Menghantam
Situasi memanas ketika Pakistan berhasil meluncurkan serangan yang menargetkan salah satu pangkalan utama Angkatan Udara India.
Tak tinggal diam, India segera merespons dengan melancarkan serangan presisi terhadap enam pangkalan udara Pakistan.
Aksi saling serang ini memperlihatkan ketegangan yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Yang mengejutkan, Menteri Pertahanan Pakistan, Kawasif, menyebut bahwa opsi penggunaan senjata nuklir bisa saja diambil.
Meski demikian, Pakistan mengklaim masih memilih untuk menahan diri dan tetap membuka peluang penyelesaian lewat jalur diplomatik. “Kami yakin konflik ini bisa diredam,” ujar Kawasif dalam pernyataannya.
Upaya Damai dari Pakistan dan Tekanan Internasional
Dalam suasana yang mencekam ini, Pakistan tetap menunjukkan sikap terbuka untuk dialog.
Menteri Luar Negeri Pakistan, Muhammad Ishak Dar, menyampaikan bahwa serangan balasan dapat dihentikan jika India menghentikan serangan lebih dulu.
“Kami ingin perdamaian, tapi juga harus mempertahankan diri,” tegasnya.
Pihak India dan Pakistan pun dikabarkan telah menjalin komunikasi untuk meredakan ketegangan.
Dukungan juga datang dari Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, telah melakukan panggilan diplomatik kepada Jenderal Asim Munir dari Pakistan dan Menlu India Subrahmanyam Jaishankar.
Rubio mendesak keduanya untuk segera membuka jalur komunikasi langsung dan menghindari eskalasi yang bisa berujung fatal.
Operasi Militer Pakistan: “Bunyan Unomaros”
Sabtu itu juga menjadi hari yang menentukan. Pakistan mengumumkan operasi militer besar-besaran bertajuk "Bunyan Unomaros" atau “Tembok Besi”.
Dalam serangan tersebut, rudal-rudal berkecepatan tinggi dan pesawat tempur dikerahkan untuk menghantam beberapa pangkalan udara India, termasuk di Punjab pada malam hari.
Perwira Angkatan Udara India, Viomika Singh, melaporkan bahwa Pakistan menggunakan berbagai jenis senjata, mulai dari UCAV (drone tempur), amunisi jelajah jarak jauh, hingga jet tempur modern.
Stasiun udara India di Udhampur, Patankot, Adampur, dan BUCH dilaporkan mengalami kerusakan, meski masih dalam skala terbatas.
India menuding bahwa serangan Pakistan juga menyasar infrastruktur sipil seperti pusat layanan kesehatan dan sekolah, sesuatu yang memperkeruh suasana dan menuai kritik tajam dari komunitas internasional.
Gencatan Senjata Gagal Ditepati
Meskipun gencatan senjata sempat disepakati pada hari yang sama, ledakan-ledakan masih terdengar beberapa jam setelah perjanjian dibuat.
Situasi kembali memanas di wilayah perbatasan, terutama di Jammu dan Kashmir.
Presiden AS saat itu, Donald Trump, sempat mengumumkan adanya kesepakatan damai antara kedua negara.
Namun kenyataannya, India menuduh Pakistan telah melanggar perjanjian dengan melakukan serangan artileri dan menerbangkan drone militer.
Pakistan membantah tuduhan tersebut dan menyatakan pasukannya masih menahan diri dan bertindak sesuai protokol.
Sistem Pertahanan S-400 India Dihancurkan
Salah satu peristiwa besar dalam konflik ini adalah hancurnya sistem pertahanan udara canggih milik India, S-400, yang merupakan salah satu aset strategis dari Rusia.
Jet tempur JF-17 milik Angkatan Udara Pakistan berhasil melumpuhkan sistem tersebut menggunakan rudal hipersonik.
Sistem S-400 sendiri dikenal sebagai salah satu sistem rudal jarak jauh tercanggih, mampu melacak dan menembak jatuh pesawat, drone, hingga rudal balistik dalam radius hingga 400 kilometer.
Nilainya ditaksir mencapai lebih dari Rp24 miliar.
Target Serangan Semakin Meluas
Selain S-400, Pakistan mengklaim telah menghancurkan beberapa lokasi strategis militer India lainnya, termasuk:
-
Gudang rudal BrahMos di Beas
-
Pangkalan udara di Udhampur dan Suratgarh
-
Instalasi militer di Patan COD
-
Pos artileri di Dehrang Yari
Pihak militer Pakistan menyebut aksi ini sebagai bagian dari serangkaian tindakan balasan terhadap serangan India sebelumnya, yang dilaporkan telah menargetkan masjid dan area permukiman di wilayah Pakistan.
Kondisi antara India dan Pakistan saat ini berada di ujung tanduk. Meski upaya damai terus dilakukan, ketegangan di lapangan belum sepenuhnya surut.
Dunia internasional kini menanti langkah konkret dari kedua negara untuk menurunkan eskalasi dan mencegah konflik terbuka yang bisa berdampak luas bagi kawasan Asia Selatan.***